Senin, 23 Juli 2012

Puasa dalam Masa Kehamilan

Hari ke 4 Ramadhan (Kehamilan 6 bulan) Maha suci Allah Yang Maha Mengetahui segalanya, Bagaimana mungkin dapat kuabaikan segala perintahMu, Sementara Miliyaran nikmat datang bertubi-tubi padaku, Apalagi himpunan keajaiban juga menghinggapi Membuat diri jadi malu hati Astagfirullah, semoga Engkau Mengerti ya Allah Sebait, entah dapat disebut puisi atau nggak, kira-kira seperti inilah gambaran perasaanku saat ini. Sebuah keistimewaan luar biasa yang tidak terkira perlu aku syukuri adalah menjalani Ramadhan di kehamilan ke-3 ku anak pertama. Bagi sebagian orang terkesan agak lebay mungkin menulis tulisan seperti ini. Dan sebagian bertanya apa istimewanya kehamilan di bulan ramadhan? Merupakan sebuah ujian dan tantangan tersendiri untuk kami yang sedang dalam kondisi hamil menjalani puasa. Dan tidak ada paksaan sedikitpun untuk seorang hambanya menjalankan ibadah puasa ramadhan dalam kondisi “istimewa” oleh sebagian orang. Tapi tahukah kalian wahai Saudaraku hal apa yang melatarbelakangi aku untuk mengambil keputusan demikian? 1. Adalah karena puasa ramadhan merupakan puasa wajib untuk seluruh umat muslim. Termasuk untuk ibu hamil, Kecuali, ibu hamil mengkhawatirkan kondisinya dan janinnya. Tapi adalah sebuah beban tersendiri khususnya untuk saya apabila saya harus membayar fidyah yang jumlahnya tidak sedikit (makan 3 kali sehari X jumlah hutang puasa lebih kurang 30hari). Selain itu, selama umur kita cukup maka hutang tersebut tidaklah hilang begitu saja kan, dan harus segera dibayarkan hutangnya sesegera mungkin. Padahal masa setelah kita melahirkan adalah masa dimana kita akan menyusui anak kita. Dan puasa di masa menyusui itu lebih berat kondisinya jika dibandingkan dengan masa kehamilan. Masa menyusui ini lebih kurang akan kita jalani hingga anak-anak kita berusia 2 tahun. 2. Dari pendapat beberapa ahli kesehatan, puasa bukanlah mengurangi makan/minum dan jumlah kalori yang diserap tubuh. Puasa itu hanya menukar waktu makan yang biasanya 3xsehari (Pagi, Siang, Malam) menjadi bias tetap 3xsehari (sahur, berbuka, dan selesai tarawih). 3. Saat dalam kondisi berpuasa, janin dalam tubuh tetap bisa menyerap energi dan nutrisi yang tersimpan dalam tubuh kita. Tentunya hal ini tidak akan membuat janin merasakan kelaparan seperti apa yang kita rasakan. Hal ini sangat saya yakini, mengingat 3 hari puasa kemarin, janin tetap bergerak dengan lincahnya hingga menjelang waktu berbuka puasa. 4. Keyakinan dalam diri, seutuhnya saya pasrahkan kesehatan dan keselamatan janin ini kepada sang penciptaNya Allah SWT. Karena kehamilan ini merupakan kesempatan isitmewa juga yang Allah SWT berikan kepada saya. Meskipun demikian, saya telah melakukan persiapan yang maksimal untuk janin dalam kandungan saya, seperti menyiapkan nutrisi yang besar dan mental yang kuat untuk menjalani semuanya. Setelah itu, saya pasrah. 5. Satu hal yang paling saya sukai adalah saat tiba waktu berbuka puasa, kareeeenaaaaaa….. doa orang yang berpuasa selalu didengar dan dijabah Allah. Daaaaaannnn…..mulailah saya berdoa dengan keyakinan yang sangat kuat bahwa doa saya akan dikabulkan. Semoga Allah melimpahkan jutaan bahkan miliaran kebaikan untuk janin dalam kandungan saya, karena sudah berbaik hati untuk tidak rewel menjalankan ibadah puasa bersama ibunya. Dan semoga Allah menjabah seluruh nadzar dalam diri ini khususnya untuk calon jagoan kecil kami nantinya, yang diharapkan bisa menjadi kunci surga kami (orangtuanya) di akhirat kelak. Maha Suci Allah dengan segala kesempurnaannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat yang tidak terputus dan menjadikan kita masuk ke dalam golongan hamba yang beriman. Amiiin Allahuma Amiiin.